Popular Post

Posted by : Unknown Senin, 23 Maret 2015

KRIMINOLOGI

“ANALISIS KASUS PEMBUNUHAN SISWI SMP DI TULUNGAGUNG DALAM ASPEK KRIMINOLOGI”







Oleh:
             Wisnu Wardana Putra






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum. Dalam negara hukum menghendaki adanya peraturan-peraturan yang jelas untuk mengatur tata kehidupan rakyatnya agar tercipta kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Ada beberapa instrumen hukum di Indonesia, salah satunya adalah hukum pidana. Supaya keadilan dapat tercipta di masyarakat, tidak cukup hukum itu hanya dituangkan dalam peraturan tertulis, tetapi harus dilihat juga realita di masyarakat bagaimana hukum itu bekerja apakah sudah benar-benar sesuai dengan keadilan di masyarakat ataukah belum. Dalam hukum pidana, untuk mengetahui bagaimana realita di masyarakat (hukum pidana empirik) dapat diketahui salah satunya dengan ilmu kriminologi.
Kriminologi menurut Bonger adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya.[1] Menurutnya, kejahatan dapat terjadi karena banyak sebab seperti faktor lingkungan yang mempengaruhi seseorang untuk berbuat jahat ataupun keadaaan jiwa pelaku yang mungkin tidak normal. Sehingga, sebenarnya kejahatan itu tidak semuanya dilakukan oleh orang yang jahat. Ada orang-orang yang sebenarnya tidak jahat, tetapi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya dia jadi berbuat jahat. Hal ini serupa dengan kasus pembunuhan yang terjadi di Tulungagung sekitar setahun yang lalu dimana pembunuhan ini dilakukan oleh siswa SMP yang membunuh pacarnya. Kita tidak bisa secara langsung mengatakan bahwa anak ini jahat, karena memang harus dilihat lebih dalam lagi mengapa sebenarnya anak tersebut bisa berbuat seperti itu, pasti ada banyak faktor yang menyebabkannya. Oleh karena itu, penting sekali menganalisis sebab-sebab kejahatan yang dilakukan anak tersebut dari aspek kriminologi supaya kedepan tidak terjadi lagi kejadian-kejadian seperti dalam kasus tersebut.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah apakah faktor-faktor penyebab terjadinya pembunuhan dalam kasus tersebut?


BAB II
PEMBAHASAN

1.1    Posisi Kasus
1.        IF adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Tulungagung. Dia berumur 15 tahun.
2.        FHM adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Tulugagung. Dia berumur 14 tahun.
3.        IF dan FHM merupakan pasangan kekasih.
4.        Sabtu, 1 Juni 2013 IF membunuh FHM di rumah IF di Desa Sembung, Tulungagung karena panik saat mendengar pengakuan FHM bahwa dirinya telah hamil dan minta untuk dinikahi, sedangkan FHM juga menolak saran aborsi dari IF.
5.        FHM dijerat dengan tali dilehernya sampai meninggal dunia. FHM terjatuh dan kepalanya membentur tungku masak. IF kemudian menyeret FHM ke halaman kosong belakang rumah IF.
6.        IF menggali tanah sedalam 30 sentimeter kemudian mengubur mayat FHM disitu.
7.        FHM dikubur dalam keadaan setengah telanjang dan kedua tangan diikat dengan kawat. Kemudian baju seragam, tas, dan sepatu FHM dibuang di semak-semak sekitar tempat penguburan FHM.

1.2    Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pembunuhan dilihat dari Teori-Teori Kriminologi
1.2.1   Teori Psikoanalisa (Sigmund Freud)
Penyebab terjadinya pembunuhan seperti kasus diatas disebabkan karena adanya rasa panik dan kemarahan yang luar biasa yang dialami oleh IF karena mendengar pengakuan dan permintaan korban serta penolakan korban terhadap saran IF. Dalam kriminologi hal ini sesuai dengan Teori Psikoanalisa yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dimana delinquet dan perilaku kriminal dengan suatu “conscience” (hati nurani) yang baik dia begitu menguasai sehingga menimbulkan perasaan bersalah atau ia begitu lemah sehingga tidak dapat mengontrol dorongan-doronagan si individu, dan bagi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi segera.[2] Dorongan untuk membunuh yang dilakukan oleh IF tersebut dikarenakan adanya tekanan psikologis yang luar biasa kepada IF. Dengan usia yang masih 15 tahun, yang psikologisnya belum matang, seorang anak pastilah tidak akan kuat mendapat tekanan psikologis seperti itu sehingga mengakibatkannya menjadi lepas kontrol dan melakukan hal-hal yang diluar akal sehat.
1.2.2   Social Learning Theory – Observational Learning (Albert Bandura)
Untuk mencari faktor penyebab seseorang membunuh, tidak cukup hanya dicari tahu motif pembunuhannya saja, tetapi harus dicari lebih jauh lagi faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi perbuatan-perbuatan diluar saat melakukan pembunuhan. Jika kita amati kasus diatas, sebenarnya faktor utama terjadinya pembunuhan adalah karena adanya dugaan kehamilan yang dialami oleh korban. Berarti jika korban merasa bahwa dirinya hamil, dapat dipastikan sebelum adanya pembunuhan tersebut mereka pernah melakukan seks bebas. Sebenarnya inilah masalah utama yang harus dicari penyababnya karena tidak akan terjadi pembunuhan kalo mereka tidak melakukan seks bebas.
Penyebab terjadinya seks bebas yang dilakukan oleh anak tersebut dapat ditinjau dari Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) yang dilakukan dengan cara Observational Learning dimana anak belajar bagaimana bertingkah laku melalui peniruan tingkah laku orang lain. Jadi tingkah laku secara sosial ditransmisikan melalui contoh-contoh, yang terutama datang dari keluarga, sub-budaya, dan media massa.[3] Tidak dapat dipungkiri bahwa usia 14 dan 15 tahun merupakan masa pubertas seorang remaja dimana mereka mencari jati diri mereka dan mempunyai rasa ingin tahu yang luar biasa. Mereka mulai bisa merasakan individualnya bahwa mereka berbeda dengan lawan jenis mereka dan mulai juga timbul ketertarikan pada lawan jenis mereka. Pada masa ini perilaku mereka sangatlah mudah dipengaruhi oleh berbagai hal seperti dari media massa yang berupa tayangan televisi dan internet. Tayangan televisi yang vulgar sering kali gaya-gaya berpakainnya diikuti oleh remaja-remaja saat ini, sehingga ini dapat memicu timbulnya pelecehan seksual, pemerkosaan maupun seks bebas pada remaja. Apalagi peredaran video porno di internet, hal ini jelas memicu terjadinya seks bebas oleh para remaja.
Penyebab-penyebab ini juga dapat dikaitkan dengan Differential Association Theorynya Sutherland dimana salah satu dalilnya berbunyi tingkah laku kriminal dapat dipelajari, yakni jika dalam kasus tersebut kejahatan dapat dipelajari dari tayangan media massa yang negatif. Selain itu, penyebab tersebut juga dapat dihubungkan dengan Culture Conflict Theory seperti masuknya pengaruh budaya barat pada suatu negara. Berpakaian vulgar dan seks bebas adalah gaya hidup dan budaya orang barat yang masuk ke dalam suatu negara. Di negara barat, hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar tetapi kalau di Indonesia itu merupakan pelanggarana terhadap norma kesusilaan. Itulah yang disebut sebagai konflik kebudayaan.
Dari kasus pembunuhan di atas, pelaku merupakan tipe penjahat yang Episodic Criminal karena IF membunuh FHM tanpa direncanakan lebih dahulu dan merupakan tindakan seketika karena kemarahan dan tekanan psikologisnya yang hebat akibat pengakuan dan permintaan korban serta penolakan korban terhadap saran IF. Jadi pelaku tersebut termasuk dalam Episodic Criminial.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ada beberapa teori untuk menjawab faktor-faktor penyebab terjadinya pembunuhan yang dilakukan oleh siswa SMP seperti kasus di atas, yakni Teori Psikoanalisa yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dan Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) dalam bentuk Observational Learning yang dikemukakan oleh Albert Bandura dimana dalam teori ini juga berhubungan dengan teori yang lain seperti Differential Association Theory yang dikemukakan Sutherland dan Culture Conflict Theory yang dikemukakan oleh Thorsten Sellin. Kejahatan yang dilakukan oleh siswa SMP tersebut termasuk dalam tipe penjahat The Episodic Criminal karena dilakukan sebagai akibat dari dorongan emosi yang hebat.




DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku
Santoso, Topo dan Eva Achjani Z. 2008. Kriminologi. Jakarta: Rajawali Pers.

Daftar Website
________. http://twitdoc.com/upload/dekk_kade/50158132-perilaku-seks-remaja.pdf



LAMPIRAN

Minta dinikahi karena hamil, siswi SMP malah dibunuh pacar
Reporter : Didi Syafirdi | Kamis, 6 Juni 2013 18:02
Merdeka.com - Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tulungagung, Jawa Timur, menangkap pelajar SMP setempat yang diduga melakukan pembunuhan terhadap siswi teman kencannya. Siswi malang itu dibunuh karena diduga hamil.
Wakapolres Tulungagung Kompol Indra Lutrianto Astono mengungkapkan, pelaku yang diidentifikasi berinisial IF (15) ditangkap hanya selang tiga jam setelah jasad siswi FHM (14) dievakuasi dari tempat pembuangan sampah.
"Pelaku mengaku kalap karena korban minta pertanggungjawaban atas tanda-tanda kehamilan yang dialaminya," terang Indra menjelaskan motif pembunuhan. Demikian dilansir dari Antara, Kamis (6/6).
Berdasarkan pengakuan IF, pembunuhan dipastikan terjadi pada Sabtu (1/6) di rumah pelaku di Desa Sembung, Kecamatan Tulungagung. Pelaku membunuh Fitri dengan menjerat leher menggunakan tali pramuka yang berada di dalam tas korban.
Korban yang kehabisan nafas kemudian tersungkur ke lantai dapur dan membentur tungku untuk memasak, sehingga saat dievakuasi wajah dan kepalanya terlihat lebam.
"Pelaku panik dan menyeret tubuh korban menuju pekarangan belakang lalu menguburnya hingga kedalaman sekitar 30 sentimeter," terang Indra.
Saat dibongkar polisi, Selasa (4/6) siang, tubuh korban dikubur dalam kondisi setengah telanjang dan dua tangan diikat kawat. Sementara baju seragam, tas dan sepatu dibuang di semak-semak tak jauh dari lokasi jenazah dikuburkan.
Terkait hasil otopsi, dipastikan korban tidak hamil. Tim medis yang melakukan visum et repertum tidak mendapati tanda-tanda kehamilan.
Selain itu saat diotopsi almarhum Fitri masih mengenakan pembalut, sehingga menguatkan asumsi bahwa korban saat dibunuh sedang mengalami menstruasi.
Terkait dugaan video mesum yang dilakukan korban bersama pelaku, polisi sejauh ini belum bisa memastikan karena ponsel Fitri masih dalam keadaan terkunci menggunakan password atau kata sandi.
Pelaku ditahan di Mapolres Tulungagung, diancam hukuman maksimal 15 tahun penjara karena melakukan tindak pidana pembunuhan dan kekerasan terhadap anak sebagaimana diatur dalam pasal 80 ayat 3 UURI Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Kasus pembunuhan Fitri Hanisa Mukti siswa kelas VII D SMP Negeri 5 Tulungagung terbongkar setelah ditemukannya gundungan tanah di belakang rumah Yitno di Desa Sembung, Kecamatan Tulungagung.



[1] Topo Santoso dan Eva Achjani Z, Kriminologi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm. 9.
[2] Ibid., hlm. 51.
[3] Ibid., hlm. 55.



{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Izin berkunjung dan nyimak langsung artikelnya gan? Semoga kunjungan saya kali ini membawa berkah AMIIIN!!!

    http://willmeazzaherbal.blogspot.com/2015/05/pengobatan-pendarahan-lambung.html

    BalasHapus

- Copyright © Wisnu's Blog - Law Profil - Powered by Blogger - Designed by Wisnu Wardana Putra -